Salam
Pramuka…….
Disini saya mencoba berbagi sedikit
pengetahuan tentanng pramuka semoga bisa bermanfaat buat kita anak-anak pramuka
diseluruh dunia…..
Sejarah Singkat Gerakan
Pramuka
A. Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita
tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord
Robert Baden Powell of Gilwell.
Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari
pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian
tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B. Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson
Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford,
yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan
kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a.
Karena ditinggal bapak sejak kecil,
maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b.
Dari kakaknya mendapat latihan
keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c.
Sifat Baden Powell yang sangat
cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang
dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d.
Pengalaman di India sebagai pembantu
Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang
di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
e.
Terkepung bangsa Boer di kota
Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f.
Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu
di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang
merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas
penyelidik dengan baik.
William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta
agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai
wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal
25 Juli 1907 selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir
Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan
dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada
tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya,
Afrika.
C. Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk
acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku
dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan
negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula
hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes
didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang
kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama
CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling
sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba
yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang
telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus
mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di
Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat
itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
·
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden,
Copenhagen, Denmark
·
Tahun 1929 Jambore III di Arrow
Park, Birkenhead, Inggris
·
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
·
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang,
Blomendaal, Belanda
·
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson,
Perancis
·
Tahun 1951 Jambore VII di Salz
Kamergut, Austria
·
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris
·
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling,
Philipina
·
Tahun 1963 Jambore X di Marathon,
Yunani
·
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho,
Amerika Serikat
·
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri,
Jepang
·
Tahun 1975 Jambore XIII di
Lillehammer, Norwegia
·
Tahun 1979 Jambore XIV di
Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
·
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis,
Alberta, Kanada
·
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract
Scout Park, Australia
·
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea
Selatan
·
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
·
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili,
Amerika Selatan
·
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
·
Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands
Park Inggris
·
Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby,
Swedia
·
Tahun 15 Jambore XXIII di
kirarahama, Jepang
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F.
de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian
digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang
anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro
Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei
1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia
dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson
(Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T.
Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan
yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro
kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa,
Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah Gerakan Pramuka
Indonesia
A. Pendahuluan
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu
segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan
Kepramukaan di Indonesia.
B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka
Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya
menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama
Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan
organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische
Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi
kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi
kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan
antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery),
NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan
istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan.
Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah
Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu
Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu
Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan
Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang
sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu
Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan.
Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100
organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu
Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia)
Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur
menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat
Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan
oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di
negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan
dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres
No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961
ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang
berkunjung ke Jepang.
Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah
ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang
menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
C. Perkembangan Gerakan Pramuka
Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya
seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka
mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat
organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa.
Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis
Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai
tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di
pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka
menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan
desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur
dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian
dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan
Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan
Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970
menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan
instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan
transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan
dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa
dengan berbagai instansi terkait.
D. Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan
menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah
dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di
Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah
seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang
saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh
dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada
tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI
TUNAS GERAKAN PRAMUKA
·
Diterbitkannya
Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan
Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak
dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang
dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka
dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,
namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah
untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
·
Pernyataan
para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri
ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada
tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
·
Pelantikan
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk
diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan
Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada
tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan
agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan
dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional
(MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun
dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas
beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam
Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam
Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas
menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya
sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi
anggota Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan
Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap
Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.
Gerakan
Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata
“Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki
arti rakyat muda yang suka berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka,
yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih,
Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses
pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam
bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti
luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sifat
Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan
di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang
dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa
berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional
dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka
(berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924
di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas,
yaitu :
·
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang
menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya
itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
·
Internasional, yang berarti bahwa
organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan
mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan
bangsa.
·
Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat
dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang
dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode
Kepanduan.
Fungsi
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
·
Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang
menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai
tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan
saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
·
Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi
suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa
ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi
suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
·
Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai
tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan
berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.
Tujuan
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa
dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
·
anggotanya
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental,
moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
·
anggotanya
menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila,
setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi
angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu
menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena
itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus
mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
Tugas
Pokok
Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan
Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa
Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan
Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta
didiknya.
Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan
kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan
nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang
merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN
tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan
perundang-undangannya.
Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat.
Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan
harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota Pramuka, sehingga Gerakan
Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai
dengan apa yang diharapkan orang tua anggotanya dan masyarakat di
lingkungannya.
Kelompok
umur dan tingkatan
Kelompok
umur
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang
ditentukan oleh umur anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
·
Kelompok
umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
·
Kelompok
umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
·
Kelompok
umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
·
Kelompok
umur 21 – 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan
untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka.
Dan Pramuka
Andalan, adalah anggota Pramuka yang
mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya
adalah Pelatih, Pamong
Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tingkatan
Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan
oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat
Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang,
masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk
Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.
·
Tingkatan
Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
·
Tingkatan
Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
·
Tingkatan
Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka
Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang
digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan
pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan
telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya
untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu
didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode
Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip
itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan
bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:
·
Keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
·
Kepedulian
terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
·
Kepedulian
terhadap diri pribadinya;
·
Ketaatan
kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip
dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang
anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina,
sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran,
kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat.
Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui
:
·
Pengamalan
Kode Kehormatan Pramuka;
·
Belajar
sambil melakukan;
·
Sistem
berkelompok;
·
Kegiatan
yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
·
Kegiatan
di alam terbuka;
·
Sistem
tanda kecakapan;
·
Sistem
satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
·
Sistem
among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode
Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang
terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang
tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat
serta menunjang tercapainya tujuan.
Kode
Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan
dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
Satya
Satya adalah :
·
Janji
yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka
setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
·
Tindakan
pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
·
Titik
tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas,
emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat
lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai
dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya”
Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka
Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti
tatakrama keluarga.
2.
setiap
hari berbuat kebajikan.
Trisatya merupakan janji
dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya
karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan
dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya,
diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya
di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka
golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya
dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan
anggota dewasa.
·
Trisatya
untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2.
menolong
sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3.
menepati
Dasadharma
·
Trisatya
untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1.
menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan
Pancasila.
2.
menolong
sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3.
menepati
Dasadarma.
Dharma
Dharma adalah :
·
Alat
proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti
luhur.
·
Upaya
memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati,
mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi
anggota.
·
Landasan
gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang
kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis,
saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
·
Kode
Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan
ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian
tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta
didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma”
Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
·
Siaga
berbakti kepada ayah bundanya.
·
Siaga
berani dan tidak putus asa.
Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Pramuka itu:
1.
Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia.
3.
Patriot
yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh
dan suka bermusyawarah.
5.
Rela
menolong dan tabah.
6.
Rajin,
terampil, dan gembira.
7.
Hemat,
cermat, dan bersahaja.
8.
Disiplin,
berani, dan setia.
9.
Bertanggungjawab
dan dapat dipercaya.
10.
Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Kegiatan
Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus
menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.
Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin
bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota
masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat
Indonesia.
Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus
mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani,
bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang
dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Tanda
Pengenal
Macam-macam Tanda Pengenal
Tanda
Umum
Dipakai secara umum oleh semua
anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Macamnya: – Tanda tutup kepala, –
setangan / pita leher, – tanda pelantikan, – tanda harian, – tanda WOSM.
Tanda
Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir
tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: – Tanda barung / regu /
sangga, – gugus depan, – kwartir, – Mabi, – krida, – saka, – Lencana daerah, –
satuan dan lain-lain.
Tanda
Jabatan
Menunjukkan jabatan dan
tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi
Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil
pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil
krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan,
Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Tanda
Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan,
ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang
tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: – Tanda kecakapan umum /
khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
Tanda
Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan
yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang
cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat,
bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska,
tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa:
Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
Tanda
Jasa
Sistem
Among
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan
dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan
bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur
perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta
didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai
dengan aspirasi peserta didik.
Sistem
Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka
untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan
suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui
kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat
mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai tanda-tanda itu.
·
Tanda
Kecakapan Umum.
·
Tanda
Kecakapan Khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar