Penegak
adalah sebuah golongan setelah pramuka penggalang. Anggota pramuka Penegak
berusia dari 16-19 tahun. Disebut Pramuka Penegak karena sesuai dengan kiasan
pada masa Penegakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Satuan
Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak disebut Sangga dan Kesatuan dari beberapa
Sangga disebut Ambalan. Setiap Sangga beranggotakan 7-10 orang Pramuka Penegak
dan dipimpin oleh seorang Pemimpin sangga yang dipilih oleh anggota sangga itu
sendiri. Masing-masing Pemimpin sangga ini nanti akan memilih satu orang dari
mereka yang akan menjadi Pemimpin Sangga Utama yang disebut Pradana.
Ambalan yang terdiri dari beberapa sangga tersebut dipimpin oleh seorang
Pradana
Dalam Golongan Pramuka Penegak ada
dua tingkatan, yaitu:
1.
Penegak Bantara
2.
Penegak Laksana
Setiap
anggota Penegak yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak
mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada
pundak berwarna dasar hijau. TKU untuk Penegak berbentuk sebuah tunas kelapa
yang terlipat dua.
Kode
Kehormatan bagi Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa, terdiri
atas:
1.
Janji yang disebut Trisatya,
selengkapnya berbunyi:
Trisatya
Demi
kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
·
menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila.
·
Menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
·
Menepati Dasadarma.
2.
Ketentuan moral yang disebut
Dasadarma, selengkapnya berbunyi:
Dasadarma
1.
Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia.
3.
Patriot yang sopan dan kesatria.
4.
Patuh dan suka bermusyawarah.
5.
Rela menolong dan tabah.
6.
Rajin, trampil dan gembira.
7.
Hemat, cermat dan bersahaja.
8.
Disiplin, berani dan setia.
9.
Bertanggungjawab dan dapat
dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Secara
jujur kita akui, jumlah peserta didik Gerakan Pramuka golongan Penegak
prosentasenya menurun jika dibandingkan dengan jumlah anak golongan Siaga dan
Penggalang. Kalau kita amati, banyak peserta didik golongan siaga yang masih
mau melanjutkan sebagai Pramuka Penggalang, namun apabila sudah memasuki usia Penegak,
kebanyakan mereka sudah tidak berambisi lagi untuk bergabung menjadi Pramuka
Penegak. Benarkah Pramuka Golongan Penegak kurang/tidak lagi menarik bagi
pemuda seusia 16 – 20 tahun, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang ?
ataukah mungkin ada factor-faktor lain yang menyebabkan semua ini, sehingga
perlu kita benahi agar kegiatan Penegak tetap diminati peserta didik.
Apabila
kita membaca sejarah kepanduan khususnya masalah kepenagakan, disitu akan kita
ketahui, bahwa lahirnya Pramuka Golongan Penegak bukanlah merupakan ide dari
pendiri kepramukaan “ Baden Powell “untuk diikuti oleh pemuda seusia penegak.
Akan tetapi, lahinya Pramuka golongan Penegak ini justru dikerenakan tuntutan
dari mereka sendiri ( pemuda golongan penegak ) untuk tetap memandu,
melanjutkan kegiatannya sewaktu mereka masih sebagai Penggalang. Dengan
demikian jelaslah bagi kita, bahwa sebenarnya Pramuka Penegak masih diminati
pemuda, hanya saja bagaimana cara menciptakan “ porsi kegiatan kepramukaan “
yang cocok pada anak seusia inilah yang agak sulit.
Berbagai
gagasan latihan untuk Penegak pernah dicoba oleh Baden Powell, namun kebanyakan
gagasan itu ditarik kembali, dengan alasan kurang sesuai dengan yang
dikehendaki mereka. Padahal, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik,
syarat utamanya haruslah cocok dan sesuai dengan yang dikehendaki mereka,
sehingga dapat menarik mereka untuk berbondong-bondong bergabung menjadi
Pramuka Penegak. Akhirnya ditemukanlah bahan latihan yang cocok untuk mereka,
yaitu suatu latihan yang dapat menambah dan melangkapi hal-hal yang belum
didapatkan sewaktu mereka masih menjadi Siaga dan Penggalang, dalam rangka
menciptakan warga Negara yang baik dan berguna. Sedangkan cara memberikannya
dengan mempergunakan metode kepanduan dalam suasana hidup diluar dan bakti.
Karena kepramukaan mempunyai sifat nasional, internasional dan universal, maka
metode latihan kepenegakan di Indonesia pun disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat dan Negara Indonesia. Dalam Gerakan Pramuka, Pramuka
Penegak adalah kader-kader Pembina, yang mempunyai tugas untuk membangun
Indonesia.
Mereka
menggabungkan diri dengan suka dan rela untuk bertugas :
1.
Membina diri sendiri dan sesama
Pramuka
2.
Berbakti kepada Tuhan, tanah air,
bangsa dan Negara Republik Indonesia, yang kini sedang melaksanakan pembangunan
untukmencapai masyarakat adil dan makmur.
Sedangkan latihannya dilaksanakan dari, oleh dan untuk
mereka sendiri. Inilah gambaran latihan Kepenagakan yang menarik. Saya yakin,
apabila prinsip ini dipegang teguh dalam melaksanakan latihan kepenegakan,
niscaya latihan tersebut akan benar-benar menarik bagi peserta didik. Dan
sekaligus dapat mengarah kepada upaya penacapaian tujuan Gerakan Pramuka.
Lalu kenapa pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka
Penegak? Menurut pengamatan kami, factor-faktornya dapat kami simpulkan sebagai
berikut : Bentuk latihan yang menoton dan mengulang latihan penggalang. Salah
satu factor yang menyebabkan pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka
Penegak adalah karena banyak di antara Pembina Penegak yang menyajikan acara
latihannya seperti pada latihan penggalang. Sehingga kesannya di mata anak
didik, latihan kepenegakan itu menoton dan membosankan. Lebih-lebih bagi mereka
yang dahulunya aktif waktu menjadi penggalang jelas tidak tertarik untuk masuk
menjadi Penegak.
Hal ini sebenarnya janganlah sampai terjadi. Meskipun ada
beberapa mata acara latihan yang sama untuk anak penggalang dan penegak, suatu
missal, cara mempergukan kompas, tetapi model penyampaiannya dan luas isi
materi antara penggalang dan Penegak jelas berbeda. Untuk anak penggalang
materi yang disampaikan mungkin sebatas pengenalan kompas, bagian-bagian dan
fungsinya, serta cara mempergukannya secara praktis. Tetapi untuk anak Penegak
akan lebih lagi, selain materi yang disampaikan di Penggalang, masih ditambah
lagi tentang sejarah asal usul kompas, macam-macam bentuk kompas dari yang
paling sederhana sampai ke paling modern, cara memilih jenis kompas, cara
merawat, cara membuat kompas yang sederhana. Dan kalau perlu, mereka juga harus
dapat menerangkan dan melatih orang lain terutama adik-adik siaga dan
penggalang dalam mempergunakan kompas. Lebih baik lagi kalau mereka dapat
menuliskan hal-hal tersebut hingga tersusun menjadi bentuk buku. Yang
menyampaikan materinya juga tidak harus Pembina, tetapi mereka dapat saling
berdiskusi dari pengetahuan dan bahan-bahan yang mereka peroleh sendiri.
Sehingga mereka saling menambah dan melengkapi. Dengan demikian pengetahuan
mereka tentang kompas akan semakin luas.
Demikian juga untuk mata acara yang lain, hendaknya
janganlah selalu Pembina yang menyampaikan, sehingga akan terkesan terlalu
menggurui. Berilah jalan dan dorongan kepada mereka, terutama pengurus Dewan
Ambalan. Untuk dapat menyampaikan materi latihan kepada teman-temannya. Cara
lain yang dapat kita tempuh adalah dengan memberikan masalah dan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi latihan. Para Penegak disuruh membahas masalah
tersebut atau mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan itu dengan cara berdiskusi
atau membaca buku-buku. Kalau perlu tugaskan kepada mereka untuk menghubungi
tokoh-tokoh atau instansi yang jelas menguasai atau ada hubungannya dengan
materi tersebut.
Dengan
demikian peserta didik akan sadar kekhilapannya dan cepat kembali ke jalan yang
semestinya.
Terlebih
untuk Ambalan yang masih baru didirikan, sebagai langkah awal Pembina harus
banyak berperan. Baik dalam memberikan contoh cara memimpin jalanya latihan,
mengurus administrasi maupun dalam membuat usulan kegiatan, petunjuk
pelaksanaan, evaluasi dan laporan kegiatan. Pembina juga harus menjelaskan
secara rinci tugas-tugas para Dewan Ambalannya sesuai dengan ketentuan yang
benar.
Dengan
demikian diharapkan Dewan Ambalan pertama yang berfungsi dengan baik dan benar.
Ini sangat penting sekali, sebab biasanya pengurus masa bakti berikutnya
sebagian besar mencontoh kerbiasaan Dewan Ambalan sebelumnya. jika awalnya
sudah terbiasa suatu hal yang kurang baik dikhwatirkan akan menjadi tradisi
turun temurun dalam Ambalan tersebut.
Salam (Penghormatan) wajib dilakukan
bagi semua anggota Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Fungsi Salam Pramuka.
Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin,
tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke
luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan
yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan
salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu dengan cara
melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3
macam :
1.
Salam Biasa. Yaitu salam yang
diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2.
Salam Hormat. Yaitu salam yang
diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.
3.
Salam
Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
Banyak mungkin diantara kita anggota pramuka tidak
begitu kenal dengan tanda-tanda pengenal dalam pramuka, setidaknya saya adalah
salah satunya. Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke situs pramukanet.org
dan dari situs tersebut saya mendapatkan gambar-gambar dari tanda-tanda
pengenal dalam pramuka. Hanya waktu itu saya mencoba mengunduh secara acak saja
semua tanda pengenal yang disediakan disana. Kemudian saya juga mendapatkan
keputusan kwartir nasional tentang tanda-tanda pengenal dalam pramuka. Nah
dalam tulisan singkat ini saya mencoba merangkum keputusan kwarnas tentan
petunjuk penyelenggaraan tanda pengenal gerakan pramuka. Semoga bermanfaat bagi
para pembaca. Gerakan Pramuka menggunakan berbagai
macam Tanda Pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, yang dapat
digunakan untuk mengenal seorang Pramuka, Satuan, Kecakapan, Jabatan,
Tanda-tanda Penghargaan yang dimilikinya, dan sebagainya. Di samping itu Tanda
Pengenal Gerakan Pramuka juga merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka, yaitu memberi rangsangan guna meningkatkan kepribadiannya, dan
memberi tanggungjawab yang berhubungan dengan hak pemakaian tanda pengenal itu.
Tanda
Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan,
kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda
penghargaan yang dimilikinya (Keputusan Kwarnas no. 055 tahun 1982). Tanda
pengenal dalam kepramukaan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu: tanda
umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan, dan tanda penghargaan.
Tanda
umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang telah dilantik, putera maupun puteri, misalnya tanda tutup kepala,
setangan leher, dan sebagainya. Tanda satuan yaitu tanda yang dapat menunjukkan
Satuan/Kwartir tertentu, tempat seorang Pramuka tergabung, dalam hal ini
dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di Gugusdepan sampai satuan tingkat
nasional. Tanda jabatan yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab
seorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka. Tanda kecakapan yaitu tanda yang
menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha
seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya. Dan
tanda penghargaan yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang
diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang
dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan
Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
METODE LATIHAN PRAMUKA PENEGAK
Secara
jujur kita aakui, jumlah peserta didik Gerakan Pramuka golongan Penegak
prosentasenya menurun jika dibandingkan dengan jumlah anak golongan Siaga dan
Penggalang. Kalau kita amati, banyak peserta didik golongan siaga yang masih
mau melanjutkan sebagai Pramuka Penggalang, namun apabila sudah memasuki usia
Penegak, kebanyakan mereka sudah tidak berambisi lagi untuk bergabung menjadi
Pramuka Penegak. Benarkah Pramuka Golongan Penegak kurang/tidak lagi menarik
bagi pemuda seusia 16 – 20 tahun, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian
orang ? ataukah mungkin ada factor-faktor lain yang menyebabkan semua ini,
sehingga perlu kita benahi agar kegiatan Penegak tetap diminati peserta didik.
Apabila
kita membaca sejarah kepanduan khususnya masalah kepenagakan, disitu akan kita
ketahui, bahwa lahirnya Pramuka Golongan Penegak bukanlah merupakan ide dari
pendiri kepramukaan “ Baden Powell “untuk diikuti oleh pemuda seusia penegak.
Akan tetapi, lahinya Pramuka golongan Penegak ini justru dikerenakan tuntutan
dari mereka sendiri ( pemuda golongan penegak ) untuk tetap memandu,
melanjutkan kegiatannya sewaktu mereka masih sebagai Penggalang. Dengan demikian
jelaslah bagi kita, bahwa sebenarnya Pramuka Penegak masih diminati pemuda,
hanya saja bagaimana cara menciptakan “ porsi kegiatan kepramukaan “ yang cocok
pada anak seusia inilah yang agak sulit.
Berbagai
gagasan latihan untuk Penegak pernah dicoba oleh Baden Powell, namun kebanyakan
gagasan itu ditarik kembali, dengan alasan kurang sesuai dengan yang
dikehendaki mereka. Padahal, agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik,
syarat utamanya haruslah cocok dan sesuai dengan yang dikehendaki mereka, sehingga
dapat menarik mereka untuk berbondong-bondong bergabung menjadi Pramuka
Penegak. Akhirnya ditemukanlah bahan latihan yang cocok untuk mereka, yaitu
suatu latihan yang dapat menambah dan melangkapi hal-hal yang belum didapatkan
sewaktu mereka masih menjadi Siaga dan Penggalang, dalam rangka menciptakan
warga Negara yang baik dan berguna. Sedangkan cara memberikannya dengan
mempergunakan metode kepanduan dalam suasana hidup diluar dan bakti.
Karena
kepramukaan mempunyai sifat nasional, internasional dan universal, maka metode
latihan kepenegakan di Indonesia pun disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat dan Negara Indonesia. Dalam Gerakan Pramuka, Pramuka Penegak adalah
kader-kader Pembina, yang mempunyai tugas untuk membangun Indonesia.
Mereka
menggabungkan diri dengan suka dan rela untuk bertugas :
1.
membina diri sendiri dan sesama
Pramuka
2.
Berbakti kepada Tuhan, tanah air,
bangsa dan Negara Republik Indonesia, yang kini sedang melaksanakan pembangunan
untukmencapai masyarakat adil dan makmur. Sedangkan latihannya dilaksanakan
dari, oleh dan untuk mereka sendiri. Inilah gambaran latihan Kepenagakan yang
menarik. Saya yakin, apabila prinsip ini dipegang teguh dalam melaksanakan
latihan kepenegakan, niscaya latihan tersebut akan benar-benar menarik bagi
peserta didik. Dan sekaligus dapat mengarah kepada upaya penacapaian tujuan
Gerakan Pramuka.Lalu kenapa pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka
Penegak? Menurut pengamatan kami, factor-faktornya dapat kami simpulkan sebagai
berikut :
Bentuk latihan yang menoton dan mengulang latihan penggalang. Salah satu factor yang menyebabkan pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka Penegak adalah karena banyak di antara Pembina Penegak yang menyajikan acara latihannya seperti pada latihan penggalang. Sehingga kesannya di mata anak didik, latihan kepenegakan itu menoton dan membosankan. Lebih-lebih bagi mereka yang dahulunya aktif waktu menjadi penggalang jelas tidak tertarik untuk masuk menjadi Penegak.
Hal ini sebenarnya janganlah sampai terjadi. Meskipun ada beberapa mata acara latihan yang sama untuk anak penggalang dan penegak, suatu missal, cara mempergukan kompas, tetapi model penyampaiannya dan luas isi materi antara penggalang dan Penegak jelas berbeda. Untuk anak penggalang materi yang disampaikan mungkin sebatas pengenalan kompas, bagian-bagian dan fungsinya, serta cara mempergukannya secara praktis. Tetapi untuk anak Penegak akan lebih lagi, selain materi yang disampaikan di Penggalang, masih ditambah lagi tentang sejarah asal usul kompas, macam-macam bentuk kompas dari yang paling sederhana sampai ke paling modern, cara memilih jenis kompas, cara merawat, cara membuat kompas yang sederhana. Dan kalau perlu, mereka juga harus dapat menerangkan dan melatih orang lain terutama adik-adik siaga dan penggalang dalam mempergunakan kompas. Lebih baik lagi kalau mereka dapat menuliskan hal-hal tersebut hingga tersusun menjadi bentuk buku. Yang menyampaikan materinya juga tidak harus Pembina, tetapi mereka dapat saling berdiskusi dari pengetahuan dan bahan-bahan yang mereka peroleh sendiri. Sehingga mereka saling menambah dan melengkapi. Dengan demikian pengetahuan mereka tentang kompas akan semakin luas.
Demikian juga untuk mata acara yang lain, hendaknya janganlah selalu Pembina yang menyampaikan, sehingga akan terkesan terlalu menggurui. Berilah jalan dan dorongan kepada mereka, terutama pengurus Dewan Ambalan. Untuk dapat menyampaikan materi latihan kepada teman-temannya. Cara lain yang dapat kita tempuh adalah dengan memberikan masalah dan pertanyaan yang berhubungan dengan materi latihan. Para Penegak disuruh membahas masalah tersebut atau mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan itu dengan cara berdiskusi atau membaca buku-buku. Kalau perlu tugaskan kepada mereka untuk menghubungi tokoh-tokoh atau instansi yang jelas menguasai atau ada hubungannya dengan materi tersebut. Dengan demikian peserta didik akan sadar kekhilapannya dan cepat kembali ke jalan yang semestinya.
Bentuk latihan yang menoton dan mengulang latihan penggalang. Salah satu factor yang menyebabkan pemuda kurang berminat untuk menjadi Pramuka Penegak adalah karena banyak di antara Pembina Penegak yang menyajikan acara latihannya seperti pada latihan penggalang. Sehingga kesannya di mata anak didik, latihan kepenegakan itu menoton dan membosankan. Lebih-lebih bagi mereka yang dahulunya aktif waktu menjadi penggalang jelas tidak tertarik untuk masuk menjadi Penegak.
Hal ini sebenarnya janganlah sampai terjadi. Meskipun ada beberapa mata acara latihan yang sama untuk anak penggalang dan penegak, suatu missal, cara mempergukan kompas, tetapi model penyampaiannya dan luas isi materi antara penggalang dan Penegak jelas berbeda. Untuk anak penggalang materi yang disampaikan mungkin sebatas pengenalan kompas, bagian-bagian dan fungsinya, serta cara mempergukannya secara praktis. Tetapi untuk anak Penegak akan lebih lagi, selain materi yang disampaikan di Penggalang, masih ditambah lagi tentang sejarah asal usul kompas, macam-macam bentuk kompas dari yang paling sederhana sampai ke paling modern, cara memilih jenis kompas, cara merawat, cara membuat kompas yang sederhana. Dan kalau perlu, mereka juga harus dapat menerangkan dan melatih orang lain terutama adik-adik siaga dan penggalang dalam mempergunakan kompas. Lebih baik lagi kalau mereka dapat menuliskan hal-hal tersebut hingga tersusun menjadi bentuk buku. Yang menyampaikan materinya juga tidak harus Pembina, tetapi mereka dapat saling berdiskusi dari pengetahuan dan bahan-bahan yang mereka peroleh sendiri. Sehingga mereka saling menambah dan melengkapi. Dengan demikian pengetahuan mereka tentang kompas akan semakin luas.
Demikian juga untuk mata acara yang lain, hendaknya janganlah selalu Pembina yang menyampaikan, sehingga akan terkesan terlalu menggurui. Berilah jalan dan dorongan kepada mereka, terutama pengurus Dewan Ambalan. Untuk dapat menyampaikan materi latihan kepada teman-temannya. Cara lain yang dapat kita tempuh adalah dengan memberikan masalah dan pertanyaan yang berhubungan dengan materi latihan. Para Penegak disuruh membahas masalah tersebut atau mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan itu dengan cara berdiskusi atau membaca buku-buku. Kalau perlu tugaskan kepada mereka untuk menghubungi tokoh-tokoh atau instansi yang jelas menguasai atau ada hubungannya dengan materi tersebut. Dengan demikian peserta didik akan sadar kekhilapannya dan cepat kembali ke jalan yang semestinya.
Terlebih
untuk Ambalan yang masih baru didirikan, sebagai langkah awal Pembina harus
banyak berperan. Baik dalam memberikan contoh cara memimpin jalanya latihan,
mengurus administrasi maupun dalam membuat usulan kegiatan, petunjuk
pelaksanaan, evaluasi dan laporan kegiatan. Pembina juga harus menjelaskan
secara rinci tugas-tugas para Dewan Ambalannya sesuai dengan ketentuan yang
benar.
Dengan demikian diharapkan Dewan Ambalan pertama yang berfungsi dengan baik dan benar. Ini sangat penting sekali, sebab biasanya pengurus masa bakti berikutnya sebagian besar mencontoh kerbiasaan Dewan Ambalan sebelumnya. jika awalnya sudah terbiasa suatu hal yang kurang baik dikhwatirkan akan menjadi tradisi turun temurun dalam Ambalan tersebut.
Dengan demikian diharapkan Dewan Ambalan pertama yang berfungsi dengan baik dan benar. Ini sangat penting sekali, sebab biasanya pengurus masa bakti berikutnya sebagian besar mencontoh kerbiasaan Dewan Ambalan sebelumnya. jika awalnya sudah terbiasa suatu hal yang kurang baik dikhwatirkan akan menjadi tradisi turun temurun dalam Ambalan tersebut.
Panduan
Pembina Pramuka, Pramuka, Pramuka dan Pramuka
BAB 1 PENGHAYATAN
ANGGARAN DASAR PRAMUKA
1.
Pendahuluan
a. Faktor yang melatarbelakangi Kepres RI No. 104 Tahun 2004
dan SK Kwarnas No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka adalah :
·
Jiwa ksatria yang patriotik dan
semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan makmur dalam material,
spiritual dan beradab.
·
Kesadaran bertanggung jawab atas
kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945
·
Upaya pendidikan bagi kaum muda
dengan sasaran meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam mewujudkan masyarakat
madani dan melestarikan kebutuhan yakni : Negara Kesatuan Republik Indonesia,
ideologi dan lingkup nusantara.
b. Fungsi Anggaran dan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam
Gerakan Pramuka yakni :
·
Landasan hukum dan pengambilan
kebijakan gerakan Pramuka
·
Petunjuk pelaksanaan
2.
Pokok Bahasan
1.
Gerakan Pramuka didirikan untuk
waktu yang tidak ditentukan, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961.
2.
Gerakan ini bernama Gerakan Pramuka
yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana (Rakyat muda yang berkarya)
3.
Tugas pokok gerakan Pramuka adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi generasi muda yakni generasi yang
lebih lanjut dapat bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan
serta menciptakan dunia yang lebih baik.
3.
Sifat gerakan Pramuka
1.
Gerakan Pramuka adalah nama kepanduan
yang ada di Indonesia.
2.
Organisasi pendidikan yang
anggotanya sukarela, tidak melihat pada unsur Suku, Agama dan Ras (SARA)
3.
Ikut membantu masyarakat dengan
pendidikan non formal, di luar sekolah dan keluarga.
4.
Menjamin kemerdekaan tiap anggota
untuk beragama dan beribadah sesuai agamanya.
4.
Usaha-usaha yang dilakukan Gerakan
Pramuka
a.
Usaha untuk mencapai tujuan Gerakan
Pramuka dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
·
Budi pekerti lewat pemantapan moral,
fisik, pengetahuan dan pengalaman. Dilakukan lewat beberapa hal, yakni :
v
Penguatan agama, iman dan taqwa
v
P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila)
v
Menciptakan kerukunan beragama
v
Kepedulian terhadap alam dan
lingkungan
§
Memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
§
Memupuk perasaan cinta tanah air
§
Memupuk persaudaraan nasional dan
internasional
§
Memupuk percaya diri, inovatif dan
kreatif
§
Memupuk rasa tanggung jawab dan
disiplin
§
Memupuk kewiraan dan leadership.
§
Membina dan melatih panca indera,
daya pikir, keterampilan dan hasta karya.
§
Bentuk kegiatan yang menarik,
menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, praktis, dilakukan di alam terbuka dengan
tujuan pembentukan mental.
§
Menyelenggarakan dan berpartisipasi
dalam pertemuan dan perkemahan untuk memupuk rasa persaudaraan dan perdamaian.
§
Bakti masyarakat dan ekspedisi
§
Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan
organisasi kepemudaan lain.
§
Kerjasama dengan instansi dalam
pembangunan nasional
§
Memasyarakatkan gerakan Pramuka di
kalangan kaum muda.
b.
Diadakan sarana dan prasarana yang
memadai
BAB 2 KEPRAMUKAAN
(SEJARAH)
1. Pengertian
Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk
kegiatan menarik dan menyenangkan bagi anak-anak di bawah tanggung jawab orang
dewasa, dilaksanakan di alam terbuka, di luar sekolah dan keluarga, dengan
menggunakan prinsip dan metode khusus. Kepramukaan juga didefinisikan sebagai :
a. Suatu gerakan pendidikan
b. Suatu proses
c. Aktivitas dinamis, bergerak maju sepanjang hayat.
d. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk komunikasi antara
pembina dan peserta didik.
Gerakan
Pramuka adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di
Indonesia, Pramuka adalah nama diri anak didik yang dibina dalam gerakan
Pramuka sedangkan kepramukaan adalah ilmu dan materi-materi yang diajarkan dalam
gerakan Pramuka.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan.
2.
Sifat
Resolusi kepanduan dunia di Kopenhagen Denmark mengungkapkan
bahwa sifat gerakan Pramuka yakni :
a. Nasional, yakni sebagai keadaan, kebutuhan dan kepentingan
negara.
b. Internasional, yakni sebagai salah satu cara menciptakan
perdamaian dunia.
c. Universal. Maksudnya semua negara di dunia ini menjadi media
dalam kegiatan kepanduan.
3.
Fungsi
·
Sebagai sebuah permainan (game)
yakni permainan yang digunakan sebagai sarana pendidikan.
·
Sebagai sebuah pekerjaan, yakni
pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab jiwa dari orang dewasa.
·
Sebagai pencapaian maksud yakni alat
untuk membentuk manusia berkualitas tinggi, sebagai pelengkap pendidikan di
sekolah dan keluarga. Kegiatan dalam kepramukaan harus :
a. Diprogramkan
b. Direncanakan
c. Dilaksanakan
d. Dievaluasi
e. Asal-usul
Kata
Pramuka dalam bahasa Inggris disebut dengan scout. Berasal dari kata out –
scout (di luar) atau scouting (kebanyakan di luar). Awalnya didirikan oleh Lord
Robert Stephenson Smith Baden Powell of Gilwell. Salah seorang warga Inggris
yang dilahirkan di London pada 22 Februari 1857. Ia melihat saat itu banyak
anak muda Inggris yang mengalami kerusakan moral. Karenanya ia berinisiatif
untuk mengadakan kegiatan yang dilakukan di luar rumah, sifatnya menarik dan
menantang. Beliau akhirnya dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Istri Baden
Powel bernama Olive Simclair Swames, lahir pada tanggal 22 Februari 1889. Baden
Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Kenya, Afrika.
Nama
gerakan Pramuka mengalami perubahan beberapa kali, yakni :
·
1908 – Scout oleh Bapak Pandu
Sedunia
·
1912 – Padvinder (Belanda) – Nederland
Padvinder Organization (NPO)
·
1914 – Nederland Indische Padvinder
Organization (NIPV)
·
1916 – Javasche Padvinder
Organization (JPO) oleh Mangkunegara VII
·
1918 – Padvinder Moehammadiyah oleh
KH. Ahmad Dahlan
·
1920 – Hizbul Wathan (HW)
·
1928 – Pandu.
H. Agus Salim pendiri Syarikat Islam menyebutkan Pandu Anshor (NU), setelah peringatan Sumpah Pemuda dan dikenalnya lagu Indonesia Raya, namanya kembali berubah menjadi Pandu.
H. Agus Salim pendiri Syarikat Islam menyebutkan Pandu Anshor (NU), setelah peringatan Sumpah Pemuda dan dikenalnya lagu Indonesia Raya, namanya kembali berubah menjadi Pandu.
·
1930 – terjadi Fusi (Penyatuan),
mengubah namanya menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KPI)
·
1931 – Persatuan Angkatan Pandu
Indonesia (PAPI)
·
1940 – Perkino
·
1943 – Sheinen Sheinondan (saat
Jepang menjajah Indonesia)
·
1945 – Pandu Rakyat Indonesia
·
1951 – Ikatan Pandu Indonesia
(Ipindo)
·
1954 – Poppindo dan PKPI
·
1958 – Seminar Kepanduan
·
1960 – Ipindo dan Poppindo serta
PKPI melebur adlam Perkindo
·
1961 – Gerakan Pramuka, berdasarkan
Skep No. 238 tahun 1961.
Itulah
yang digunakan hingga tahun kini. Penyerahan panji negara pada gerakan Pramuka
dilakukan pada 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir
Pramuka Indonesia, setelah sebelumnya yakni pada 20 Mei 1961 ditandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) tentang gerakan Pramuka.
Pada
tahun 1967, gerakan Pramuka Indonesia terdaftar di Pandu se-Dunia, menyusul
pada tahun 1975 Pandu Putri Indonesia.
5 Unsur utama :
5 Unsur utama :
a. Prinsip Dasar Kepramukaan
b. Metode Kepramukaan
c. Kode Kehormatan Pramuka
d. Motto Gerakan Pramuka
e. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
BAB 3 PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN
1. Pengertian
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah taqwa pada Tuhan, peduli
bangsa dan tanah air serta alam semesta.
2. Fungsi
Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai :
a. Norma hidup bagi anggota
b. Landasan kode etik
c. Pedoman
d. Landasan dalam mencapai tujuan
3. Prinsip Dasar
Kepramukaan ditumbuh kembangkan melalui penghayatan. Hakikat
Pramuka sebenarnya adalah menerima secara sakral.
Prinsip Dasar Kepramukaan yakni :
a. Iman dan taqwa
b. Peduli bangsa dan tanah air, peduli kepada sesama hidup dan
juga alam semesta.
c. Peduli diri pribadi
d. Taat pada kode kehormatan
BAB 4 METODE KEPRAMUKAAN
1.
Metode adalah cara yang dilakukan
untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin.
2.
Kegiatan dalam kepramukaan harus
menantang dan menarik, juga menyenangkan.
3.
Unsur dalam metode kepramukaan yakni
:
a.
Pengamalan kode kehormatan, melalui
:
1)
Ibadah sesuai agama masing-masing
2)
Suka menolong dan tidak mudah putus
asa
3)
Menepati janji dan jujur
b.
Belajar sambil melakukan, dengan
cara :
1)
Sebanyak mungkin melakukan praktik
praktis
2)
Lebih banyak melakukan daripada
menonton
c.
Sistem kelompok, bertujuan untuk :
1)
Belajar dipimpin dan memimpin
2)
Sebagai wadah untuk membangun
kerukunan
d.
Kegiatan menantang dan mengikat
1)
Menantang dan menarik minat
2)
Kreatif, inovatif dan rekreatif
3)
Disesuaikan dengan usia dan jasmani
e.
Kegiatan di alam terbuka, untuk :
1)
Menunjukkan saling ketergantungan
antara manusia dan alam
2)
Menjaga lingkungan demi masa depan
generasi
3)
Membina kerjasama dan rasa memiliki
alam
f.
Sistem tanda kecakapan, melalui :
1)
SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang
disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Umum)
2)
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang
disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus)
3)
SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang
disimbolkan lewat TPG (Tanda Pramuka Garuda)
g.
Sistem satuan terpisah, dengan
melakukan pembinaan bagi putera oleh pembina putra. Begitu juga, peserta didik
puteri dibina oleh puteri.
h.
Sistem Among
Ing Ngarso sing Tulodo
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani
Ing Ngarso sing Tulodo
Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani
4.
Metode kepramukaan merupakan ciri
khas pendidikan
BAB 5 KODE KEHORMATAN
PRAMUKA
1.
Pengertian
Kode kehormatan adalah suatu norma kesadaran mengenai akhlak
yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat orang tersebut tahu akan harga
dirinya. Pada Pramuka, kode kehormatan merupakan janji dan ketentuan moral.
2.
Kode Kehormatan pada Pramuka
a.
Satya : Janji seorang Pramuka
b.
Darma : Ketentuan moral yang harus
dipatuhi
3.
Satya Pramuka
Yakni menjadi :
Yakni menjadi :
a.
Janji yang diucapkan
b.
Tindakan pribadi, dan
c.
Titik tolak proses pendidikan
4.
Darma Pramuka
Merupakan :
Merupakan :
a.
Alat proses pendidikan
b.
Upaya memberi pengalaman praktik
c.
Landasan gerak gerakan Pramuka
d.
Kode etik organisasi
Kode kehormatan disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan
rohani.
5.
Siaga (7 -10 tahun)
Memiliki kode kehormatan yang disebut dengan Dwi Satya dan
Dwi Darma
Dwi Satya
Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
Dwi Satya
Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
·
Menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan mengikuti Tata Krama Keluarga
·
Setiap hari berbuat kebaikan
Dwi Darma
Siaga
itu :
·
Berbakti pada ayah dan bundanya
·
Berani dan tidak putus asa
6.
Penggalang (11 – 16 tahun)
Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa
Darma.
Tri Satya
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji :
·
Menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
·
Menolong sesama hidup dan mempersiapkan
diri membangun masyarakat
·
Menepati Dasa Darma
Dasa Darma
Pramuka
Itu :
1.Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.Cinta
Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3.Patriot
yang sopan dan ksatria
4.Patuh
dan suka bermusyawarah
5.Rela
menolong dan tabah
6.Rajin,
terampil dan gembira
7.Hemat,
cermat dan bersahaja
8.Disiplin,
berani dan setia
9.Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya
10.
Suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
7.
Penegak (17 – 20 tahun) dan Pandega
(21 – 25 tahun)
Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa
Darma.
Tri Satya
Tri Satya
Demi kehormatanku aku berjanji :
·
Menjalankan kewajibanku terhadap
Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
·
Menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
·
Menepati Dasa Darma
Dasa
Darma
Pramuka
Itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
BAB 6 MOTTO GERAKAN
PRAMUKA
1.
Pengertian
Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha memberikan
spirit bagi anggota dan visi dan misi lembaga
2.
Motto Gerakan Pramuka , Satyaku
Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan
3.
Fungsi Motto
a. Menambah rasa percaya diri
b. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara
c. Setiap mengamalkan satya dan darma selalu ada motto
d. Rasa bangga menjadi anggota Pramuka
e. Memiliki budaya kerja yang dilandasi oleh pengabdian
a. Menambah rasa percaya diri
b. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara
c. Setiap mengamalkan satya dan darma selalu ada motto
d. Rasa bangga menjadi anggota Pramuka
e. Memiliki budaya kerja yang dilandasi oleh pengabdian
BAB 7 KIASAN DASAR
GERAKAN PRAMUKA
1.
Satuan
Kantor Pusat disebut dengan Kwartir yang berarti Markas.
a.
Siaga yakni anggota Pramuka yang
berumur 7 – 10 tahun. Satuannya adalah Perindukan. Perindukan terdiri atas
beberapa barung. (tempat penjaga rumah/ bangunan).
b.
Penggalang yakni anggota Pramuka
yang berusia 11 – 16 tahun. Satuannya adalah Pasukan. Pasukan terdiri atas
beberapa regu(gardu, pangkalan untuk ronda).
c.
Penegak yakni anggota Pramuka yang
berusia 17 – 20 tahun. Satuannya adalah Ambalan. Ambalan terdiri atas beberapa sangga
(rumah penggarap sawah).
d.
Pandega adalah Pramuka yang berusia
21 – 25 tahun. Satuannya adalah Racana (pondasi atau alas tiang umpak – atap)
2.
Penggunaan Kiasan Dasar
a.
Dimaksudkan untuk mengembangkan :
1)
Kembangnya imajinasi peserta didik
2)
Mendorong kreatifitas dan
keikutsertaan dalam kegiatan
b.
Penggunaan Kiasan Dasar disesuaikan
dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. Misalnya :
1)
S = Hal-hal yang bersifat fantastik
dan menyenangkan (hijau)
2)
G = Hal-hal yang berhubungan dengan
jiwa kepahlawanan (merah)
3)
T = Hal-hal yang berkaitan dengan
kemasyarakatan (kuning)
4)
D = Simulasi tentang jabatan
kepemimpinan (cokelat)
BAB 8 SISTEM PENDIDIKAN
DALAM GERAKAN PRAMUKA
Pikiran
Orang Dewasa
1)
“Saya belajar kalau saya mau, saya
mau belajar kalau itu perlu, saya anggap perlu kalau itu menguntungkan. Saya
merasa beruntung kalau pekerjaanku, karyaku berhasil dan orang lain atau
masyarakat menghargai aku dan karyaku”
2)
Orang dewasa itu dikatakan dewasa
jika bersifat mandiri, peduli, bertanggung jawab dan memiliki komitmen.
3)
Cara mendewasakan orang dewasa dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan membina :
a. Moral/ mental dan spiritual
b. Fisik
c. Intelektual
d. Emosional
e. Sosial
4. Pandega berarti orang dewasa muda
a. Moral/ mental dan spiritual
b. Fisik
c. Intelektual
d. Emosional
e. Sosial
4. Pandega berarti orang dewasa muda
4)
Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka
dapat dilihat dalam gambar
Gambar
1. Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka Indonesia
5)
Kepramukaan dilakukan untuk
meng-Indonesia-kan anak bangsa yang ber-bhinneka sebagai manusia yang ber-Imtaq
dan ber-iptek
BAB 9 MEMAHAMI PESERTA
DIDIK DAN KEBUTUHANNYA
1)
Dasar Pertimbangan
a.
Psikologis
Kegiatan akan menarik dan berhasil jika disesuaikan dengan
minat, bakat, kemampuan dan keinginan peserta didik.
b.
Sosiologis
Secara naluri, peserta didik akan merasa ikut serta
memiliki, dan akan aktif mengikutinya.
2)
Kebutuhan Peserta Didik
a.
Tempat dan kesempatan : untuk
memperoleh kegiatan yang mungkin untuk dilaksanakan
b.
Peningkatan daya cipta (kreativitas)
c.
Daya pembaharuan (inovasi)
3)
Upaya memenuhi Kebutuhan Peserta
Didik
a.
Sajikan kegiatan yang menarik sesuai
kebutuhan mereka dengan mengarah kepada kegiatan kehidupan beragama.
b.
Pemeliharaan kesehatan dan
ketangkasan
c.
Pelestarian seni budaya
d.
Kegiatan Produktif
e.
Ketahanan mental, spiritual,
emosional dan sosial
BAB 10 PROGRAM KEGIATAN
PESERTA DIDIK (PRODIK)
Untuk
membuat program kegiatan peserta didik perlu diperhatikan langkah-langkah
berikut :
1.
Apa yang akan dilakukan? Apa
tujuannya? Metode apa yang akan dipakai?
2.
Macam-macamnya? Program tahunan, bulanan,
mingguan atau pertemuan?
3.
Hal yang perlu diperhatikan : menarik
dan menantangkah kegiatannya?
4.
Sumber bahan? Mula, bantu, tata
(SKU), SKK, Hasil pengamatan?
5.
Langkah-langkah menyusun! Sesuaikan
dengan golongan
6.
Sasaran kegiatan :
a. Spiritual
b. Patriotisme
c. Disiplin
d. Kecerdasan
e. Ketangkasan
f. Pengetahuan
g. Gotong royong
h. Keterampilan
i.
Pembangunan watak
j.
Seni Budaya
k. Lomba
l.
Kesehatan
m. Perdamaian dunia
7.
Yang bertugas membuat program adalah
dewan satuan.
BAB 11 UPACARA SEBAGAI
ALAT PENDIDIKAN
1.
Upacara adalah serangkaian perbuatan
yang ditata dalam suatu ketentuan.
2.
Tujuan upacara dalam gerakan Pramuka
yakni :
a. Membangun ketertiban dalam hidup
b. Belajar untuk dipimpin dan memimpin
c. Meningkatkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Dilakukan dalam suasana khidmat
3.
Macam-macam upacara
a. Upacara umum
b. Upacara pembukaan dan penutupan
4.
Tiga versi upacara berdasarkan kehadiran
Pembina
a. Pembina hadir dan bersedia menjadi pembina upacara
b. Pembina hadir tapi tidak bersedia menjadi pembina upacara
c. Pembina tidak hadir
BAB 12 FORUM DALAM
KEPRAMUKAAN
1.
Forum SGTD
a. Pertemuan Dewan Satuan (Siaga), yang diketuai oleh seorang
pradana.
b. Pertemuan Dewan Kehormatan (Penggalang), yang diketuai oleh
seorang pimpinan regu (Pinru) Yang dibicarakan dalam forum ini adalah Program
Kerja (Pogja), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Pelantikan, renungan jiwa.
2.
Pertemuan Besar
a. Siaga (S)
v
Pesta siaga
v
Bazaar
v
Gerak dan lagu
v
Karnaval
v
Pameran lukisan
b. Penggalang (G)
v
Jambore (Mulai tingkat Ranting,
Cabang, Daerah, dan Nasional)
v
Lomba Tingkat (1, 2, 3, 4 dan 5)
c. Penegak (T)
v
Bakti Masyarakat
d. Pandega (D)
v
Satuan Karya (Saka)
v
Perkemahan Wirakarya
v
Raimuna
3.
Latihan Keterampilan
BAB 13 PERTEMUAN SEBAGAI
ALAT PENDIDIKAN
1.
Fungsi
Fungsi pertemuan dalam kepramukaan adalah untuk :
a. Menjadi wadah tukar menukar informasi
b. Terciptanya media kegiatan peserta didik yang terintegrasi
c. Pertemuan berdasar Metode dalam Kepramukaan, sehingga
terarah dengan baik
2.
Pertemuan disesuaikan dengan usia
dan berpegang pada satuan terpisah
3.
Cara memasukkan nilai pendidikan
dalam pertemuan
a. Tetapkan sasaran tegas (penilaian)
b. Tetapkan Prinsip Dasar Kepramukaan
c. Libatkan secara penuh PDD
d. Praktek praktis :
v
Learning by doing
v
Learning by teaching
v
Doing to learn
v
Learning to earn (makan)
v
Earning to life
v
Life for server
4.
Pertemuan diprogramkan
a. Bersumber pada Dasa Darma dan Tri Satya
b. Semua program dilakukan untuk mendapatkan SKU dan SKK
c. Peserta didik sebagai pelaksana dengan tujuan perkembangan
jiwa leadership dan terjalinnya komunikasi yang baik
BAB 14 MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA
1.
Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus
Depan) dipilih lewat Mugus (Musyawarah Gugus Depan)
2.
Mabi berperan memberi bimbingan,
bantuan moril dan organisatoris, bantuan material dan juga finansial kepada
kwartir. Mabi wajib berkoordinasi dengan jajarannya.
Pembagian mabi :
Pembagian mabi :
a. Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) berpangkalan di pusat
(Jakarta, Indonesia)
b. Mabida (Majelis Pembimbing Daerah) terletak di ibukota
Propinsi. Untuk daerah Sulawesi Selatan terletak Makassar.
c. Mabicab (Majelis Pembimbing Cabang) berada di Ibukota
kabupaten. Daerah Luwu Utara di Masamba.
d. Mabisaka (Majelis Pembimbing Satuan Karya).
e. Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting) terletak di ibukota
kecataman. Di Bone-Bone.
f. Mabisa (Majelis Pembimbing Desa) terletak di kantor desa.
g. Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) terletak di
sekolah.
3.
Mabigus terdiri atas :
a. Seorang ketua
b. Seorang atau beberapa orang wakil ketua
c. Seorang sekretaris
d. Beberapa anggota
4.
Pada level perguruan tinggi, SK
Pengurus diserahkan kepada Kwarda (Kwartir Daerah)
BAB 15 MEMBINA PRAMUKA
1.
Pengertian
Membina Pramuka adalah giat yang : memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing/ mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan
kecenderungan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri.
2.
Hakikat Membina
Hakikat membina adalah membentuk manusia seutuhnya.
3.
Membina dapat dilaksanakan secara formal,
informal dan non-formal.
4.
Hal yang perlu diketahui :
a. Tentang anak didik
b. Tentang metode yang akan digunakan untuk membina anak didik
5.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
a. Keadaan peserta didik
b. Kondisi lingkungan
c. Keadaan sarana dan prasarana
6.
Membina sebenarnya bukan melatih
Pramuka untuk tahu apa, tapi untuk menjadi apa.
7.
Manusia yang ingin dicapai
Manusia yang :
Manusia yang :
a. Mandiri
b. Peduli
c. Bertanggung jawab, dan
d. Teguh janji
BAB 16 MENCIPTAKAN
KEGIATAN YANG MENARIK
1.
Untuk menciptakan kegiatan yang
menarik, maka salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah menempatkan
anak didik sebagai subjek (pelaku), bukan sebagai objek. Anak didik mestinya
lebih banyak menjadi pemain daripada sekedar penonton.
2.
Peserta dilibatkan untuk menciptakan
kegiatan menarik dan sesuai aspirasi mereka. Kegiatan menjadi menantang atau
tidak ditentukan oleh peserta didik, bukan oleh pembina.
3.
Peserta didik belajar sambil
melakukan, sasarannya adalah :
a. Peserta didik merasakan bagaimana acara kegiatan
b. Peserta didik merasakan proses yang dilakukan
c. Peserta didik belajar cara mengatasi masalah
4.
Kegiatan yang menantang dan menarik
adalah :
a. Kegiatan tersebut baru dilakukan, bisa diperoleh dengan melakukan
inovasi. Kegiatan yang telah berulang-ulang dilakukan akan menimbulkan perasaan
bosan pada peserta didik.
b. Dapat mengembangkan kreativitas peserta.
c. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki
peserta didik.
d. Bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat.
5.
Kegiatan yang mengandung pendidikan
a. Kaum muda sukses dalam kegiatan
b. Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan
c. Ada pengembangan, pengetahuan dan pengalaman di dalamnya
d. Sesuai dengan jika peserta didik.
6.
Cara menyusun kegiatan yang menarik
a. Pembina melibatkan peserta
b. Lakukan pengelompokan sejenis
c. Perhatikan :
·
Skala prioritas
·
Sesuaikan dengan kondisi waktu dan
tempat
·
Program yang selaras dengan tujuan
·
Kondisi masyarakat
d. Pembina mengajak pimpinan regu memilih metode yang tepat.
BAB 17 KOMUNIKASI DAN
BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK
1.
Komunikasi yang baik dan pergaulan
yang harmonis antara pembina dengan peserta didik akan menjadi faktor pendukung
keberhasilan pendidikan kepramukaan.
2.
Bergaul adalah segenap aktivitas
penyatu panduan antara giat peserta didik dan pembina yang saling mempengaruhi
untuk mencapai kesuksesan.
3.
Prinsip-prinsip hubungan insani :
a. Adanya sinkronisasi dengan tujuan program pendidikan bagi
peserta didik
b. Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan
c. Adanya informalitas yang wajar
d. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan
4.
Tips komunikasi yang baik
a. Bersikap sopan
·
Tepati janji
·
Hargai orang lain
·
Pandai-pandailah berterima kasih
b. Jika berucap, usahakan orang lain mengerti dengan jelas apa
yang kita ucapkan. Berbicaralah dengan tempo yang tidak terlalu cepat, juga
tidak terlalu lambat. Sesuaikan suara dengan kondisi.
c. Berusahalah untuk menjadi ramah dan bersahabat dengan
peserta didik.
5.
Pramuka adalah agent of change :
Pembaharu selama hayat. Untuk Pramuka siaga, menjadi pembaharu di lingkungan
keluarga. Penggalang menjadi pembaharu di keluarga, masyarakat dan lingkungan,
sedangkan penegak dan Pandega menjadi pembaharu di lingkungan luas.
BAB 18 PERAN, FUNGSI DAN
TANGGUNG JAWAB PEMBINA PRAMUKA
1.
Peranan Pembina
a. Pembina adalah anggota dewasa yang terlibat langsung dalam
kegiatan dengan memperhatikan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan peserta,
kegiatan yang berkonsep kekinian, menarik dan menantang.
b. Dalam berinteraksi dengan peserta didik, tidak pernah
terlepas dari Prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem among.
c. Pembina adalah sukarelawan yang memiliki komitmen tinggi
terhadap prinsip-prinsip dalam kepramukaan dan sebagai mitra peserta didik.
2.
Tugas Pembina Pramuka
a. Memperhatikan 3 pilar pendidikan atau kegiatan, yakni :
1)
Kegiatan modern, terkini dan baru
2)
Bermanfaat bagi peserta didik
3)
Taat pada kode kehormatan Pramuka
b. Sukarelawan yang menempatkan posisinya sebagai mitra bagi
peserta didik. Peserta didik menjadi sumber pendidikan. Pembina bertugas untuk
memberi motivasi, stimulus, bimbingan, bantuan dan menyediakan fasilitas bagi
peserta didik.
c. Membantu gugus depan dalam hubungan masyarakat, orang tua,
wali dan masyarakat.
3.
Tanggung Jawab Pembina
a. Terselenggaranya kepramukaan pada satuan Pramuka
b. Melaksanakan kegiatan berlandaskan pada metode kepramukaan
dan prinsip dasar kepramukaan
c. Sesuai dengan visi misi gerakan Pramuka dalam kemandirian
dan kepedulian masyarakat
d. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian baik, berwatak
dan berjiwa Pancasila serta menjadi anggota masyarakat yang baik.
e. Bertanggung jawab pada Tuhan, masyarakat, lingkungan dan
diri sendiri.
4.
Jumlah Pembina
Tugas pembina cukup berat, maka jumlah pembina diatur
sebagai berikut :
a. Pembina siaga 1 orang, minimal 20 tahun
b. Pembantu Pembina 25 tahun
c. Pembantu pembina penegak 1 orang, minimal 23 tahun
d. Pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun
e. Pembantu pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun
f. Pembina setidaknya pernah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD)
BAB 19 SKU/ TKU, SKK/
TKK, SPG/ TPG
1.
SKU/ TKU (Syarat Kecakapan Umum/
Tanda Kecakapan Umum)
2.
SKK/ TKK (Syarat Kecakapan Khusus/
Tanda Kecakapan Khusus)
a. Tingkatan TKK
1.Pada
tingkatan S hanya ada 1 tingkat, bentuknya segitiga.
2.TKK
pada tingkat G, T, dan D terdiri atas 3 tingkat, yakni :
a. Purwa, berbentuk lingkaran, dengan garis pinggir, dan
diameter 2,5 cm.
b.Madya,
berbentuk persegi, dengan ukuran sisi + 2,5 cm
c. Utama, berbentuk segi lima beraturan.
Yang
membedakan antara G, T dan D dalam TKK adalah warnanya. Untuk G berwarna merah,
sedangkan pada T dan D berwarna kuning.
b.
TKK Wajib
Berjumlah 10 buah, beberapa di antaranya adalah : berkemah,
menabung, menjahit, pengamat.
3.
SPG/ TPG (Syarat Pramuka Garuda/
Tanda Pramuka Garuda)
a.
Pramuka garuda adalah seorang
Pramuka yang dapat menjadi teladan dan telah memenuhi syarat sebagai seorang
Pramuka garuda.
b.
SPG sesuai dengan golongan usia,
dibedakan lewat warna dasar.
c.
Pada siaga, TPG dapat diberikan
ketika telah memenuhi SKU Tata
Pada penggalang, TPG diberikan ketika telah memenuhi SKU Terap
Pada penegak, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Laksana
Pada penggalang, TPG diberikan ketika telah memenuhi SKU Terap
Pada penegak, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Laksana
d.
Logo Pramuka garuda (background
warna sesuai dengan tingkatan)
e.
Pada upacara, icon digantung pada
kalung.
BAB 20 KIASAN PADA
MASING-MASING GOLONGAN
1.
Siaga
Kemudian segeralah kita memulai dengan pembangunan yang
membutuhkan bantuan yang tinggi dan penataan yang baik. Diinspirasi oleh
sejarah pendirian Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
2.
Penggalang
Kita mencari ramuan atas bahan-bahan yang kemudian dirakit/
disusun dan akhirnya kita terapkan dalam pembangunan bangsa. Terinspirasi oleh
peringatan Sumpah Pemuda tahun 1928.
3.
Penegak
Dalam pembangunan kita memerlukan bantara-bantara (ajudan)
pengawas kader pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup
melaksanakakan pembangunan. Berdasarkan sejarah kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945.
4.
Pembina = membina bangsa dan Negara
5.
Andalan = para pemimpin yang
diandalkan.
BAB 21 STRUKTUR
ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA
1.
Tugas pokok gerakan Pramuka adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas
bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik.
2.
Jenjang organisasi sebagaimana yang
telah digambarkan terdahulu, yakni dari Gugus Depan, Kwartir Ranting, Kwartir
Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional.
3.
Lemdikacab yakni lembaga pendidikan
tingkat cabang
4.
Musyawarah Nasional (Munas) dan
Musyawarah Daerah (Musda) serta Musyawarah Cabang (Muscab) diadakan 1 kali
dalam 5 tahun. Sedangkan Musyawarah Ranting (Musran) dan Musyawarah Gudep
(Mugus) diadakan 1 kali dalam 3 tahun.
5.
Musran pada Kwarran harus dihadiri
oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarran, utusan dari gudep sebanyak 4 orang
(1 penegak, 1 pandega dan 2 pembina)
6.
Muscab harus dihadiri oleh 7 orang
yang dimandatir oleh KaKwarcab, 1 orang dari Mabicab, 7 orang dari Kwarran (termasuk
dari DKR dan Mabiran)
7.
Musda harus dihadiri oleh 6 orang
yang dimandatir oleh KaKwarda (termasuk Ketua DKD ditambah 1 orang dari
Mabida), 6 orang dari Mabicab, 6 orang dari Kwarran.
8.
Munas harus dihadiri oleh 8 orang
yang dimandatir oleh KaKwarnas (termasuk 1 orang anggota DKD ditambah 2 dari
Mabinas)
9.
Kepengurusan dalam organisasi
kepramukaan terdiri atas :
a.
1 orang ketua
b.
Beberapa wakil ketua (sekaligus
ketua bidang/ seksi/ departemen/ pogja)
c.
Sekjend (pada Kwarnas) atau
sekretaris (pada Kwarda, Kwarcab, Kwarran dan Gudep)
d.
Beberapa orang anggota
10.
Ketua dapat dipilih 2 x masa bakti
berturut-turut
11.
Kwartir menetapkan andalan urusan
yang dikelompokkan dalam bidang-bidang yang ditentukan, bertugas untuk
memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Kwartir.
12.
Sekretaris bertugas untuk menyusun
staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan
administrasi yang dipimpinnya.
13.
Kwartir membentuk pimpinan Saka yang
ketuanya ex officio.
14.
Untuk menjadi seorang andalan,
minimal aktif dalam 5 tahun terakhir di Kwartir.
BAB 22 ORGANISASI GUGUS
DEPAN (GUDEP)
1.
Organisasi gudep diatur berdasarkan
Skep. Kwarnas No. 086/ 2004, yakni :
Organisasi gugus depan dibina oleh seorang pembina, dengan 4
satuan. Yakni Perindukan Siaga (S), Pasukan Penggalang (G), Ambalan Penegak
(T), dan Racana Pandega (D). Perindukan siaga terdiri atas 4 barung, yang
dibina oleh seorang Pembina Siaga (BS) dan dibantu oleh 3 orang Pembantu
Pembina Siaga (PBS). Jumlah peserta didik adalah 4 barung x 10 Siaga = 40 orang
siaga.
2.
Dalam mugus dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a.
Pertanggung jawaba keuangan
b.
Program kerja (selama 3 tahun masa
bakti)
c.
Pemilihan pembina gudep
3.
Dewan kehormatan pada pandega adalah
semua pandega yang telah dilantik. Pada
4.
Dewan kehormatan terdiri atas :
a.
Mabigus
b.
Pembina satuan
c.
Pembina gudep
d.
Pembina ambalan
5.
Administrasi gudep terdiri atas :
a.
Buku induk
b.
Buku keuangan
c.
Buku inventaris
d.
Buka agenda rapat
BAB 23 SISTEM AMONG
1.
Sistem among adalah cara mengasuh.
Istilah ini digunakan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama
lengkap Raden Mas Surjadiningrat, lahir pada 2 Mei 1889 yang kemudian
diperingati sebagai hari pendidikan nasional.
2.
Sistem among adalah sistem
pendidikan dengan cara memberi kebebasan bergerak dan bertindak leluasa sejauh
mungkin, menghindari unsur :
a.
Perintah
b.
Keharusan
c.
Paksaan
Sehingga tidak merugikan bagi masyarakat dan diri sendiri
Pedoman :
Pedoman :
·
Ing Ngarso sing Tulodo (Di depan
memberikan contoh)
·
Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah
menjadi motivator)
·
Tut Wuri Handayani (Di belakang
sebagai pendorong)
3.
Dalam gerakan Pramuka, peserta didik
diberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadiannya, bakatnya, kemampuannya
dan cita-citanya.
4.
Pembina hanya bertugas menjaga,
membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, menjadi tempat konsultasi
dan bertanya bagi peserta didik.
BAB 24 SATUAN KARYA
(SAKA)
1.
Saka merupakan wadah pendidikan guna
menyalurkan :
a.
Bakat
b.
Minat
c.
Meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan
d.
Mengembangkan keterampilan
e.
Mencari pengalaman
2.
Tujuan diadakannya Saka
Pemantapan mental, moral, fisik, intelek, khususnya dalam
bidang teknologi sehingga pada saat mereka meninggalkan gerakan Pramuka akan
benar-benar siap menjadi kader bangsa sekaligus kader pembangunan.
3.
Sasaran Saka adalah :
a.
Ketahanan mental, moral dan kemampuan
menghadapi tantangan hidup
b.
Keterampilan ber-iptek praktis di
abad 21, mandiri, berani, dan bertanggung jawab
c.
Keterampilan wirausaha
4.
Saka dapat didirikan kalau ada >
10 orang Pandega yang mempunyai keinginan yang sama pada satu Saka. Semua
tergantung pada diri kita.
5.
Satuan karya tertinggi terletak di
cabang, dan paling efektif adalah pada ranting.
6.
Anggota Saka pada Gudep tidak boleh
melepaskan diri dari keanggotaan di Gudep.
7.
Kalau akan berpindah Saka, harus ada
izin dari Dewan Saka sebelumnya.
8.
Pengorganisasian Saka
a.
Berdasarkan AD dan ART
b.
Di bawah wewenang, pengendalian dan
bimbingan Kwarran atau Kwarcab
9.
Dewan Saka terdiri atas :
a.
Para pemimpin krida (bidang dalam
Saka)
b.
Pamong Saka
c.
Wakil pamong Saka
d.
Instruktur (pembimbing)
10.
Pamong Saka adalah pembina Pramuka
mahir penegak/ pandega yang berusia antara 30 – 50 tahun dan mempunyai minat
atau kegemaran.
11.
Beberapa Saka di Indonesia :
a.
Saka Bhayangkara (di bawah naungan
Polri)
b.
Saka Taruna Bumi (Bidang Pertanian)
c.
Saka Dirgantara (Bidang Penerbangan)
d.
Saka Kencana (Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional)
e.
Saka Wana Bakti (Kehutanan)
f.
Bahari (Kelautan)
g.
Bakti Husada (Kesehatan)
BAB 25 PAKAIAN SERAGAM
1.
Pakaian yang dikenakan oleh semua
anggota gerakan Pramuka mempunyai bentuk, warna dan tata cara pemakaiannya
sama.
2.
Fungsi penggunaan seragam adalah :
a.
Kesatuan dan jiwa kepramukaan
b.
Pendidikan kepemimpinan, kesederhanaan,
keindahan, kesopanan.
c.
Rasa harga diri, jiwa kebangsaan,
persatuan dan kesatuan
d.
Penanaman disiplin
3.
Warna coklat melambangkan sejarah
perjuangan.
4.
Pada siaga dan penggalang
Pakaian putra : dimasukkan ke dalam celana, 2 saku di atas, baret miring ke kanan.
Pakaian putri : saku berada di bawah, tidak menggunakan kancing saku, topi bundar.
Pakaian putra : dimasukkan ke dalam celana, 2 saku di atas, baret miring ke kanan.
Pakaian putri : saku berada di bawah, tidak menggunakan kancing saku, topi bundar.
5.
Untuk baju menggunakan kain Prof no.
27 sedangkan celana atau rok menggunakan kain Prof No. 29
BAB 26 TANDA PENGENAL DALAM
GERAKAN PRAMUKA
1.
Tanda Umum berdasarkan Skep No. 059/
1982
a.
Tutup kepala
b.
Seragam leher/ pita
c.
Tanda pelantikan
d.
Tanda kepanduan Putra/ putrid
e.
Tanda harian
2.
Tanda Satuan berdasarkan Skep No.
137/ 1987
a.
Tanda barung, regu, sangga, reka,
dan krida
b.
Tanda gudep, lencana daerah, dan
lambang kwartir
c.
Tanda Saka
d.
Tanda Gudep Luar Biasa
3.
Tanda Jabatan berdasarkan Skep No.
202/ 1988
a.
Tanda Pemimpin/ wakil pimpinan
barung, regu, sangga, reka dan krida
b.
Tanda Pembina dan Pembantu Pembina
c.
Tanda Andalan dan Mabi
d.
Tanda Korp Pelatih
e.
Tanda Dewan Kerja (T/D)
f.
Tanda Pamong Saka
4.
Tanda Kecakapan berdasarkan Skep No.
056/ 1982
a.
Tanda Kecakapan Umum (82/ 1988)
b.
Tanda Kecakapan Khusus (132/ 1979)
c.
Tanda Pramuka Garuda (045/ 1980 yang
ditambah pada Skep No. 101/ 1989)
d.
Tanda Pembina Mahir
5.
Tanda Kehormatan berdasarkan Skep
No. 090/ 1983
a.
Untuk Peserta Didik
·
Tanda penghargaan
·
Bintang Tahunan
·
Bintang Wiratama
·
Bintang Teladan
b.
Untuk Orang Dewasa
·
Lencana tahunan
·
Pancawarsa
·
Wiratama
·
Darma Bhakti
·
Melati
·
Tunas Kelapa
c.
Tanda kehormatan dari Badan Organisasi
Sosial dan Kemanusiaan
d.
Tanda kehormatan dari pemerintah dan
negara lain
BAB 27 LAMBANG GERAKAN
WOSM DAN WAGGS
1.
Tunas Kelapa
Oleh
: Soemardjo Atmodipoero
Digunakan
sejak 14 Agustus 1961
SK Kwarcab No. 6/KN/72/1972
SK Kwarcab No. 6/KN/72/1972
2.
Alasan :
a.
Cikal adalah tanaman pertama di bumi
Indonesia, kiasan bahwa Pramuka adalah generasi yang pertama mendiami bumi
Indonesia.
b.
Cikal dapat tumbuh di mana saja,
kiasan bahwa setiap Pramuka dapat beradaptasi di semua daerah.
c.
Cikal dapat tumbuh dalam waktu yang
lama, kiasan bahwa Pramuka itu sehat, kuat dan ulet.
d.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke
atas, simbol bahwa Pramuka bercita-cita tinggi dan lurus.
e.
Nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam
tanah, kiasan bahwa setiap Pramuka berpegang pada tekat dan keyakinan yang
baik, benar dan kuat.
f.
Nyiur adalah pohon serbaguna, kiasan
bahwa Pramuka akan menjadi manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk
kepentingan tanah air.
3.
WOSM adalah kependekan dari The
World Organization of the Scout Movement (Persatuan Gerakan Pramuka se-Dunia)
a.
Kompas sebagai simbol kebenaran
b.
Tiga ujung sebagai tiga janji
c.
2 bintang sebagai kebenaran
d.
Tali yang disimpul mati sebagai
simbol persahabatan
e.
Putih suci melambangkan kemuliaan
f.
Ungu melambangkan kepemimpinan
4.
WAGGS adalah kependekan dari World
Association of Girl Guide and Girl Scout (Persatuan Pramuka Puteri se-Dunia)
a.
Warna emas sebagai simbol matahari
bersinar
b.
3 daun sebagai 3 janji
c.
Tongkat sebagai cinta kemanusiaan
d.
Jarum kompas sebagai taat janji
e.
Motto : Sedia (Be prepare!)
5.
Badge Sulawesi Selatan
Oleh
: Abdurrahman Firdaus
a.
Gunung 3 buah melambangkan trisatya
b.
Hasanuddin simbol kita calon penerus
bangsa, seperti Sultan Hasanuddin sebagai Ayam Jantan dari Timur
c.
Tamalatea artinya tak kunjung layu
d.
Laut melambangkan bahwa Sulawesi
selatan dikelilingi oleh laut
BAB 28 KEWIRAAN
1.
Wira berarti gagah, satria, pahlawan
perkasa, berani atau patriot.
2.
Materi kewiraan dipersiapkan untuk
menggali potensi dan kemampuan bela negara melalui :
a.
Meningkatkan perasaan cinta tanah
air
b.
Meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara
c.
Keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi Negara
d.
Kesadaran rela berkorban
e.
Kemampuan bela Negara
3.
Kewiraan diartikan sebagai kesadaran
mencintai dan memuliakan serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air.
4.
Pendidikan kewiraan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan
dan keberanian bela tanah air dan sekaligus sebagai sebuah sistem nasional.
5.
Maksud dan tujuan pendidikan
kewiraan adalah untuk memperluas cakrawala pikir peserta didik sebagai pejuang
bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan nasional.
6.
Tujuan belajar kewiraan adalah untuk
meningkatkan kesadaran diri dalam bela negara, berfikir komprehensif, dan
integral di kalangan pelajar.
7.
Dasar hukumnya adalah : UUD 1945,
Pancasila, GBHN, Kep. Mendikbud 061/4/1985, Kepmenhankam nomor 02/II/1985, UU
No. 20/ 1982 tentang Pokok-pokok pertahanan Nasional, UU No. 2/ 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang berisi tentang Ruang lingkup dan Integrasi
pendidikan.
BAB 29 KEWIRAUSAHAAN
1.
Usaha adalah kemauan untuk
mendapatkan sesuatu, kemauan untuk bekerja.
2.
Wirausaha adalah perilaku dengan
penuh keberanian, mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan
dalam menangani usaha berpijak pada kemauan.
3.
Kewirausahaan diartikan sebagai
semangat sikap perilaku dan kemauan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya menciptakan cara kerja dengan meningkatkan
efisiensi kerja lebih baik untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
4.
Asas pokok kewirausahaan yakni :
a.
Mandiri
b.
Mampu memecahkan masalah
c.
Keberanian mengambil keputusan secara
cepat dalam kondisi kritis
d.
Keberanian mengambil risiko
e.
Inovatif dan kreatif
f.
Produktif
g.
Berkarya
5.
Pendidikan kewirausahaan diberikan
dengan tujuan dasar untuk membentuk manusia yang :
a.
Rasa percaya diri
b.
Kemandirian
c.
Kreatif dan mampu menemukan peluang
d.
Inovatif
e.
Mampu berkomunikasi dengan baik
f.
Hidup terencana
g.
Jujur
h.
Hemat
i.
Tangguh
j.
Disiplin
k.
Mampu melakukan managerial
l.
Berfikir dan bertindak strategis
m.
Berani mengambil risiko
n.
Kreatif
6.
Sarana media kewirausahaan pada
kepramukaan yakni :
a.
Pembina yang berkualitas
b.
Tersedianya program pendidikan
peserta didik yang baik
c.
Daya guna SKU, SKK dan SPG dan Usaha
pemilikan TKU, TKK dan TPG
d.
Satuan karya
e.
Meningkatkan iman dan taqwa
7.
Pendidikan kewirausahaan dalam
kepramukaan dilakukan :
a.
Program pendidikan peserta didik
yang disusun secara bersama
b.
Pembina yang mengintegrasikan materi
yang dapat memupuk rasa percaya diri, mandiri kreatif.
c.
Pemimpin satuan belajar menjadi
pemimpin
d.
Learning by doing, learning by earn,
earn to life
8.
Untuk menjadi Pramuka yang
berkualitas harus dilakukan :
a.
Pemberdayaan gugus depan
b.
Manajemen diefektifkan
c.
Manunggal pada masyarakat
d.
Pembina berkompetensi
e.
Didikan tinggi, efektif dan efisien
9.
Sasaran akhir dari kewirausahaan
adalah pembinaan watak yang :
a.
Berperilaku luhur
b.
Berjiwa Pancasila
c.
Mempunyai semangat iptek dan imtaq
d.
Semangat mandiri
e.
Jiwa kewira dan usahaan.
BAB 30 BERKEMAH SEBAGAI
ALAT PENDIDIKAN
1.
Kegiatan yang dilakukan di luar
(alam terbuka) merupakan cara efektif pembentukan watak peserta didik. Dengan
berkemah, peserta didik bisa belajar untuk menghargai kesederhanaan,
menghindari pola hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan.
2.
Berkemah adalah suatu rekreasi yang
edukatif di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan serta sistem among. Di dalamnya terdapat interaksi antara
3.
Perkemahan akan efektif jika :
a.
3M (mudah, manfaat, murah)
b.
Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
4.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran
pada perkemahan, perhatikan :
a.
Keamanan dan keselamatan
b.
Disiplin dan lingkungan
c.
Tata cara
5.
Berkemah akan menjadi hal yang
sangat penting, sebagai puncak materi yang telah dipelajari dan diikuti.
Berkemah juga menjadi satuan Pramuka yang baik dan efektif, bukan latihan yang
hanya mengejar TKK.
6.
Tujuan berkemah antara lain :
a.
Membina dan mengembangkan kemampuan
fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai
individu.
b.
Membentuk manusia :
1)
bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
2)
Membina mental dan percaya diri
3)
Memiliki kesehatan dan daya tahan
tubuh
4)
Memiliki daya kreasi
5)
Memiliki keterampilan dan
ketangkasan
c.
Belajar bekerjasama, bergotong
royong, dan hidup mandiri
d.
Mengembangkan rasa cinta tanah air
e.
Mencari pengetahuan dan pengalaman
baru
f.
Menjadi salah satu wadah untuk melakukan
pengabdian pada masyarakat
7.
Berkemah dilakukan hanya pada
Penggalang, Penegak dan Pandega. Pada siaga boleh dilakukan jika hanya berupa
persami yang tendanya didirikan oleh pembina, peserta tidak memasak dan acara
disusun oleh pembina dengan baik.
8.
Pemilihan tempat berkemah :
a.
Cari tanah yang rata atau sedikit
miring
b.
Cari tanah yang berumput
c.
Ada pohon untuk tempat berlindung
d.
Ada saluran pembuangan air
e.
Pemandangan yang menarik
f.
Arena petualangan yang menantang
g.
Keamanan lokasi terjamin, baik dari
binatang buas maupun dari gangguan lain
h.
Tidak terlalu dekat dengan jalan
raya atau perkampungan
i.
Tidak terlalu jauh dari pasar, pos
kesehatan dan pos keamanan
9.
Pelaksanaan perkemahan
a.
Persiapan, lakukan kesepakatan dan
penyusunan acara oleh Dewan Satuan. Tentukan :
1)
Waktu dan tempat, juga tujuan dan biaya
2)
Peralatan dan pembekalan
3)
Peninjauan tempat berkemah
4)
Izin dari orang tua dan penguasa
daerah setempat
5)
Panitia pelaksana
6)
Susunan acara
b.
Pelaksanaan
1)
Kegiatan dilakukan sesuai dengan
rencana dan tujuan
2)
Kegiatan dilakukan sesuai dengan
kemampuan peserta didik
3)
Tersedia acara pengganti. Setiap
kegiatan harus memperhatikan keselamatan dan keamanan, lokasi setelah
perkemahan selesai harus bersih, perlengkapan regu dan pribadi perlu
diperhatikan.
4)
Perkemahan pada Penegak dan Pandega
dapat dilaksanakan (dipanitiai) oleh Sangga atau Reka.
c.
Evaluasi
1)
Prestasi peserta didik mengalami
perubahan ke arah positif
2)
Kesehatan peserta mengalami
peningkatan
3)
Kekurangan dan kelemahan perkemahan
diketahui
BAB 31 KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN
1.
Keterampilan kepramukaan adalah
keterampilan yang didapat dalam kegiatan yang mungkin saja dapat menjadi
pelajaran bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup. Keterampilan
yang diberikan disesuaikan dengan usia, lama kegiatan diikuti dan kualitas
pembina.
2.
Jenis-jenis keterampilan kepramukaan
:
a.
Spiritual
1)
Pengenalan kaidah-kaidah agama
2)
Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan
3)
Pengamalan Kode Kehormatan Pancasila
4)
Pengamalan Pancasila
b.
Emosional
1)
Cermat menghadapi masalah
2)
Bijak dalam mengambil keputusan
3)
Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap
4)
Menghormati lawan bicara, sopan
santun, dan menghormati orang yang lebih tua
c.
Manajerial
1)
Kepemimpinan, perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan
2)
Administrasi kegiatan
3)
Hubungan antar instansi
4)
Penyusunan laporan hasil kegiatan
d.
Fisik
1)
Tali-temali : simpul ujung tali,
simpul mati, simpul anyam dan berganda, simpul erat, simpul pangkal, simpul
tarik, simpul kursi, dan simpul tiang.
2)
Ikatan : ikatan canggah, palang,
sambungan dan kaki tiga.
3)
Kompas, peta (peta pita/ peta
perjalanan dan peta lapangan) dan penggunaannya.
4)
Bahasa isyarat, sandi, morse dan
smaphore.
5)
Menaksir tinggi pohon dan lebar
sungai.
e.
Mengenal berbagai gejala alam,
misalnya : kabut, matahari dan bintang
f.
Keterampilan social
1)
P3K
a)
Kesehatan lapangan
b)
Dapur umum
c)
Evakuasi
d)
SAR (Search and Rescue)
2)
Kesehatan masyarakat
3)
Pengamanan masyarakat
a)
Pengamanan TKP (Tempat Kejadian
Perkara)
b)
Kebakaran
c)
Konservasi tanah dan air
BAB 32 PENJELAJAHAN
LINTAS ALAM
1.
Penjelajahan lintas alam
dikonsentrasikan pada Survival Training yang penuh dengan tantangan. Diramu
dengan variasi :
a.
Membaca peta
b.
Menggunakan kompas
c.
Membuat peta pita perjalanan
d.
Memecahkan sandi dan bahasa isyarat
e.
Membaca tanda jejak
f.
Menaksir tinggi pohon dan lebar
sungai
g.
Sketsa panorama
h.
Praktik membalut dan mengangkat
pasien (P3K)
i.
Halang rintang (alami dan buatan)
2.
Proses yang ingin dicapai dalam
penjelajahan lintas alam adalah pengembangan :
a.
Kepemimpinan
b.
Demokrasi
c.
Kekompakan team
d.
Kematangan berpikir
e.
Kemandirian
f.
Percaya diri
g.
Keterampilan dan ketangkasan
h.
Administrasi dan pembagian tugas
i.
Pengetahuan dan pengalaman
3.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penjelajahan lintas alam
a.
Keselamatan peserta didik
b.
Tingkat kesulitan yang akan dialami
peserta didik di dalam perjalanan
c.
Petugas yang memadai baik dalam jumlah
maupun dalam kualitas
d.
Penyusunan laporan hasil perjalanan
Evaluasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar